BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang
mempelajari serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan latin -ent omon
bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem
bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di
muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah berlansung sejak
manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan
hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan
oleh serangga. Trilyunan rupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama
tanaman, hama pascapanen,hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan
manusia yang ditularkanoleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara
antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak
mendatangkan kerugian daripada keuntungan bagi kehidupan manusia. Dengan belajar
Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional dalam kehidupan,
sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan.
Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan masalah
bagimanusia.Selain gigitan dan dengungannya yang mengganggu, nyamuk merupakan
vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikanbagi
manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya(Farida,
2008).Menurut Arixs (2008),berbagai penyakit disebar oleh tidakkurang dari
2.500 spesies nyamuk. Ada yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam
berdarah (Aedes
aegypti L.) dan malaria (anopheles).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Vektor Aedes?
Bagaimana Vektor Anopheles?
Bagaimana Vektor Cules ?
Bagaimana Lalat di Pesisir di
pesisir?
1.3 Tujuan
Menjelaskan Bagaimanakah Vektor Aedes
Mengetahui Vektor Anopheles
Menjelaskn Vektor Culex
Mengetahui Lalat di Pesisir di
pesisir
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Vektor Aides
Aedes sering disebut juga nyamuk kebun, karena banyak ditemukan
di kebun atau halaman rumah yangdi tumbuhi berbagai jenis tanaman. Di Indonesia
telah ditemukan 125 spesies (jenis) Aedes. Dua di antaranya, Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, berperan sebagai penular penyakit demam berdarah.
Oleh karena itu, di Indonesia Aedes aegypti disebut nyamuk
demam berdarah. Sejak tahun 1900, di Amerika dan Afrika, Aedes aegypti sudah
dikenal sebagai penular penyakit demam kuning dan nyamuk ini dikenal sebagai
nyamuk demam kuning.
2.1.1
Ciri-ciri Aedes
Aedes
adalah nyamuk kecil, berwarna hitam dengan bintik-bintik atau belang-belang
putih pada bagian-bagian badannya, terutama pada kakinya. Nyamuk ini mengalami
metamorfosis sempurna. Artinya, dalam lingkaran hidupnya, nyamuk ini harus
melalui tingkatan telur, jentik (larva), kepompong (pupa), dan dewasa. Telur
Aedes berwarna hitam, berukuran 0,66 milimeter, berbentuk seperti torpedo. Jika
telur ini dilihat di bawah mikroskop, akan tampak gambaran seperti sarang lebah
pada dinding luarnya. Jentik Aedes juga berwarna hitam, bergerak aktif di dalam
air. Pada waktu mengambil udara di permukaan air, badannya tegak lurus dengan
permukaan air. Kepompongnya mempunyai tabung pernafasan yang ber¬bentuk
segitiga. Pada saat menjadi kepompong ini, ia tidak memerlukan makanan. Ia
hanya memerlukan oksigen untuk hidup.
Nyamuk betina Aedes aktif mengisap darah rnanusia atau
binatang sepanjang siang hari, terutama pada jam 8.00 – 12.00 dan jam 15.00 –
17.00. Pada malam hari, nyamuk Aedes tidak aktif lagi mengisap darah. Di alam
bebas, nyamuk ini hanya hidup selama 10 hari. Jarak terbangnya pendek saja,
yaitu sekitar 30 meter.
Nyamuk Aedes berkembang biak di tempat-tempat penampungan
air jernih seperti tempayan, termasuk genangan air hujan di kaleng bekas, di
pecahan gelas, drum, minuman burung peliharaan, bak mandi, dll.
2.1.2
Siklus Hidup Vektor Aides di Pesisir
Siklus hidupnya melalui metamorfosis lengkap mulai dari
telur, larva, pupa, dan tahap dewasa. Rentang hidup nyamuk dewasa dapat
berkisar dari dua minggu sampai satu bulan tergantung pada kondisi lingkungan. Siklus
hidup nyamuk Aedes aegypti dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah minggu
sampai tiga minggu.
1.
Telur
Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur tergantung pada banyaknya darah yang diisap. Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air , dan lain sebagainya. Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara terpisah, tidak seperti kebanyakan spesies nyamuk lainnya. Yang dimaksud terpisah di sini, tidak semua telur diletakkan sekaligus, tetapi dapat tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya bisa berjam-jam atau berhari-hari.Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk lonjong memanjang. Ketika pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit berubah jadi hitam mengilap. Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari, sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.
Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur tergantung pada banyaknya darah yang diisap. Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air , dan lain sebagainya. Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara terpisah, tidak seperti kebanyakan spesies nyamuk lainnya. Yang dimaksud terpisah di sini, tidak semua telur diletakkan sekaligus, tetapi dapat tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya bisa berjam-jam atau berhari-hari.Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk lonjong memanjang. Ketika pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit berubah jadi hitam mengilap. Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari, sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.
Yang harus
Anda perhatikan adalah:
Telur yang sudah diletakkan, bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama, bahkan
bisa sampai setahun. Begitu terkena air, telur akan segera menetas. Hal ini
membuat kontrol nyamuk virus dengue sangat sulit.
2.
Larva
Setelah menetas dari telur, larva memakan partikel organik di dalam air, seperti alga dan organisme mikroskopis lainnya. Sebagian tahap larva dihabiskan di permukaan air, meskipun mereka akan berenang ke bagian bawah wadah jika terganggu atau ketika makan. Perkembangan larva tergantung suhu.Larva melewati empat fase hidup yang disebut instar. Tiga fase pertama berlangsung singkat, fase ke-empat memakan waktu sampai tiga hari. Panjang larva instar keempat adalah sekitar delapan milimeter.Larva jantan berkembang lebih cepat daripada betina, sehingga lebih cepat berubah menjadi menjadi kepompong.
Setelah menetas dari telur, larva memakan partikel organik di dalam air, seperti alga dan organisme mikroskopis lainnya. Sebagian tahap larva dihabiskan di permukaan air, meskipun mereka akan berenang ke bagian bawah wadah jika terganggu atau ketika makan. Perkembangan larva tergantung suhu.Larva melewati empat fase hidup yang disebut instar. Tiga fase pertama berlangsung singkat, fase ke-empat memakan waktu sampai tiga hari. Panjang larva instar keempat adalah sekitar delapan milimeter.Larva jantan berkembang lebih cepat daripada betina, sehingga lebih cepat berubah menjadi menjadi kepompong.
Ini juga
wajib menjadi perhatikan:
Jika suhu dingin, larva Aedes aegypti dapat bertahan selama berbulan-bulan
selama pasokan air memadai. Pastikan tidak ada pasokan air untuk perkembangan
larva di sekitar Anda.
3.
Pupa
Setelah instar keempat, larva memasuki tahap pupa. Pupa dapat berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan. Pupa tidak perlu makan dan memakan waktu sekitar dua hari untuk berkembang menjadi nyamuk.
Nyamuk dewasa muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, sehingga kepompong terbuka dan muncullah kepala nyamuk sebelum terbang ke udara.
Setelah instar keempat, larva memasuki tahap pupa. Pupa dapat berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan. Pupa tidak perlu makan dan memakan waktu sekitar dua hari untuk berkembang menjadi nyamuk.
Nyamuk dewasa muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, sehingga kepompong terbuka dan muncullah kepala nyamuk sebelum terbang ke udara.
2.2
Vektor Anopheles
Anopheles adalah sebuah
genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang
menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor (pembawa agen infeksi)
untuk empat jenis parasit plasmodium, yang semuanya menyebabkan malaria pada
manusia: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan
Plasmodium malariae.
2.2.1
Ciri-ciri Vektor Anopheles
Telur
Anopheles sp berbentuk seperti perahu yang bagianbawahnyakonveks dan bagian
atasnya konkaf dan diletakkan satu per satu di atas permukaan air serta
memiliki sepasang pelampung yang terletak di bagian lateral. Di tempat
perindukan, larva Anopheles mengapung sejajar dengan permukaan air dengan
bagian badan yang khas yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, batu palma
pada bagian lateral abdomen, dan “tergal plate” pada bagian tengah setelah
dorsal abdomen. Pada stadium pupa terdapat tabung pernafasan yang disebut
respiratory trumpetyang berbentuk lebar dan pendek yang berfungsi untuk
mengambil O2 dari udara.
Stadium dewasa Anophelini jantan dan betina memiliki palpi
yang hampir sama dengan panjang probosisnya, hanya pada nyamuk jantan palpi
pada bagian apikal berbentuk gada yang disebut club form sedangkan pada nyamuk
betina ruas itu mengecil. Bagian posterior abdomen agak sedikit lancip. Kosta
dan vena 1 atau sayap pada bagian pinggir ditumbuhi sisik-sisik yang
berkelompok sehingga membentuk belang-belang hitam putih
2.2.2 Siklus Hidup Vektor Anopheles
Anopheles
mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur, larva, kepompong, dan
dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari. Tahapan ini dibagi ke dalam 2 (dua)
perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air (aquatik) dan di daratan
(terrestrial).Nyamuk dewasa muncul dari lingkungan aquatikke lingkungan
terresterial setelah menyelesaikan daur hidupnya.
Oleh sebab itu, keberadaan air sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup nyamuk, terutama masa larva dan pupa. Nyamuk Anopheles
betina dewasa meletakkan 50-200 telur satu persatudi dalam air atau bergerombol
tetapi saling lepas. Telur Anopheles mempunyai alat pengapung dan untuk menjadi
larva dibutuhkan waktu selama 2 sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada
iklim-iklim lebih dingin. Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien,
ada tidaknya binatang predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari
bergantung pada suhu. Kepompong (pupa) merupakan stadium terakhir di lingkungan
aquatikdan tidak memerlukan makanan.Pada stadium ini terjadi proses pembentukan
alat-alat tubuh nyamuk seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa
pada nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa nyamuk betina,
karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal daripada
nyamuk betina yang berasal dari satu kelompok telur. Stadium pupa ini memakan
waktu lebih kurang 2 sampai dengan 4 hari .
2.3
Vektor Culex
Culex adalah dari nyamuk yang
berperan sebagai vector penyakit yang penting seperti West Nile
Virus,Filariasis,Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Klasifikasi Culex
adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia, Phylum : Arthropoda, Class :
Insecta, Ordo : Diptera, Family : Culicidae, Genus : Culex
2.3.1
Ciri-ciri Vektor Culex Culex
Metamorfosis sempurna (holometabola) nyamuk Culex, adalah
sebagai berikut
a.
Telur
Nyamuk Culex meletakkan telur diatas
permukaan air secara bergerombol dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu
untuk mengapung. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya dapat
bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar 2 hari.
b.
Larva
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki
siphon. Siphon dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan
air. Nyamuk Culexmempunyai 4 tingkatan atau instar sesuai denganpertumbuhan
larva tersebut, yaitu :
1. Larva
instar I, berukuran paling kecil yaitu 1 –2 mm atau 1 –2 hari setelah
menetas. Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan
pada siphon belum jelas.
menetas. Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan
pada siphon belum jelas.
2.
Larva instar II, berukuran 2,5 –3,5 mm atau 2 –3 hari setelah telur menetas. Duri-duri belum jelas, corong
kepala mulai menghitam.
3. Larva instar III, berukuran 4 –5 mm atau 3 –4 hari
setelah telur menetas.
Duri-duri dada mulai jelas dan
corong pernafasan berwarna coklat
kehitaman.
4.
Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5 –6 mm atau 4
–6 hari setelah telur menetas, dengan warna kepala.
c.
Pupa (kepompong)
Tubuh pupa berbentuk bengkok dan
kepalanya besar. Pupa membutuhkan waktu 25 hari. Pupa tidak makan apapun.
Sebagian kecil tubuh pupa kontakdengan permukaan air, berbentuk terompet
panjang dan ramping, setelah 1 –2 hari akan menjadi nyamuk Culex
d.
Nyamuk Dewasa
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah
berwarna hitam belang-belang putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada
ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih berbentuk kurva
2.3.2
Siklus Hidup Vektor Culex
1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan
100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang
berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara
bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur
akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva
dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan
predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan
sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari
nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan
terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu
lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari
untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan
keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.
4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk
jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan
menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial
untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10 sampai 12 hari.
2.4
Vektor Lalat
Lalat
adalah salah satu insektaordo diptera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk
membran. Saatini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai 100.000
specieslalat. Namun tidak semua species ini perlu diawasi, karena beberapa
diantaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari segi kesehatan (Depkes
RI, 1991).
2.4.1
Ciri-ciri Vektor Lalat
Lalat
domestica mempunyai ciri-ciri antara lain tubuhberwarna kelabu hitam, ukuran 6-7 mm, pada punggung terdapat empat garis
longitudional berwarna hitam. Permukaan scutellum biasanya tanpa rambut-rambut
lurus, umumnya mempunyai lebih dari satu rambut sternopleural, dapat ditemukan
disemua tempat, berperan penting sebagai hama, ada yang bertindak sebagai
vektor penyakit.
Lalat kandang (stomoxys calcitrans) sangat mirip dengan
lalat rumah. Lalat ini berkembangbiak dalam tumpukan-tumpukan jerami yang
membusuk. Lalat hijau berukuran dengan ukuran lalat rumah atau sedikit lebih
besar, dan banyak yang berwarna biru atau hijau metalik dan mempunyai arista
sungut plumose pada ujung-ujungnya
Lalat daging (Sarcophaga) sangat mirip dengan beberapa lalat
hijau tetapi umumnya kelihatan dengan garis-garis toraks yang kelabudan
mempunyai arista telanjang atau hanya separuh dasar yangplumosa. Lalat hijau
biasanya mempunyai dua rambut-rambut
bulunotopleura dan lalat daging biasanya mempunyai empat rambut-rambut bulu
notopleura
2.4.2
Siklus Hidup Vektor Lalat
Tahapan-tahapan metamorfosis yang terjadi
pada lalat yaitu:
1. Telur
Setelah
perkawinan, lalat betina akan meletakkan telur-telur ditempat- tempat yang
sesuai tergantung pada jenisnya. Telur- telur ini tersusun seperti tumpukan
yang dpat disusun dari 150 telur. Setlah memperoleh tempat yang sesuai, seperti
tempat yang kotor, bangkai, benda-benda yang permukaanya gelap, induk betina
mampu memproduksi lima sampai enam tumpukan telur dalam beberapa hari. Pada
lalat buah, induk betina meletakkan telur- telurnya di dalam buah yang sedang
berkembang, sedang lalat rumahbiasa meletakkan telur-telurnya di tempat- tempat
yang kotor seperti bangkai atau tumpukkan sampah.
2. Larva
Telur
- telur akan menetas dalam beberapa hari menjadi larva yang disebut dengan
maggot atau belatung. Bentuk belatung hampir sama dengan ulat pada kupu- kupu,
tidak berkaki dan berwarna putih. Larva lalat rumah merupakan pemakan daging
dan senyawa organik lainya, sedang larva lalat buah pemakan buah (herbivora).
Sehingga tak ada perbedaan makanan antara larva dengan hewan dewasanya, tidak
seperti pada serangga lain yang mengalami transisi jenis makanan. Larva
memiliki mulut yang dilengkapi dengan gigi-gigi halus. Seperti pada larva
serangga lainnya, lambat laut ukuran tubuh larva makin membesar, sehingga
rangka luar tubuhnya tidak akan muatlagi. Maka dengan itu, seiring bertambahnya
ukuran tubuh, larva akan mengalami molting atau pergantian kulit dengan rangka luar
yang lebih besar. Larva lalat mengalami pergantian kulit sampai 2 atau tiga
atau lebih tergantung pada jenisnya. Pertumbuhan larva sangat cepat, dalam
waktu kurang dari dua hari, ukuran tubuhnya dapat bertambah dua kali lipat
dibanding ukuran awal, pada saat inilah mereka akan mengganti kulitnya
(molting).
3.
Pupa
Setelah
berganti kulit sampai beberapa kali, selanjutnya larva akan menjadi pupa.
Larva- larva berigrasi mencari tempat yang gelap untuk berubah menjadi
pupa. Pupa lalat memiliki struktur yang mirip dengan pupa kupu- kupu.
Pupa dilindungi oleh eksoskleton yang mengeras, berwarna kecoklatan, yang
disebut dengan kokon. Pupa tidak aktif melakukan aktivitas (makan), namun di
dalam tubuhnya terjadi proses metabolisme yang sangat aktif dalam pembentukan
bentuk lalat yang memerlukan energi amat banyak. Pada hari ke-3 sampai hari
ke-6 terjadi pembentukan kaki dan juga sayap. Selanjutnya pupa akan
menetas dan berubah menjadi lalat yang memiliki bentuk yang sangat berbeda
ketika saat menjadi larva.
4.
Lalat Dewasa
Setelah
keluar dari fase pupa, lalat aktif terbang mencari maknan. Setelah
dua sampai tiga hari lalat betina siap melakukan reproduksi. Lalat memiliki maa
hidup yang pendek, oleh karena itu lalat sering dijadikan objek penelitian.
Masa hidup hidup lalat rta- rata ialah 21 hari. Lalat betina mampu menghasilkan
telur sebanyak 900 selama hidupnya. Pada fase ini, lalat akan kembali
meletakkan telur- telurnya yang akan menghasilkan individu- individu baru.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Aedes sering disebut juga nyamuk kebun, karena banyak ditemukan
di kebun atau halaman rumah yangdi tumbuhi berbagai jenis tanaman. Di Indonesia
telah ditemukan 125 spesies (jenis) Aedes. Dua di antaranya, Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, berperan sebagai penular penyakit demam berdarah.
Anopheles
adalah sebuah genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan
plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor
(pembawa agen infeksi) untuk empat jenis parasit plasmodium, yang semuanya
menyebabkan malaria pada manusia: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.
Culex adalah dari nyamuk yang
berperan sebagai vector penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis,
Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Klasifikasi Culex adalah sebagai
berikut : Kingdom : Animalia, Phylum : Arthropoda, Class : Insecta, Ordo :
Diptera, Family : Culicidae, Genus : Culex
Lalat adalah salah satu insektaordo diptera yang mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Saatini telah ditemukan tidak kurang dari
60.000 sampai 100.000 specieslalat. Namun tidak semua species ini perlu
diawasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari
segi kesehatan (Depkes RI, 1991).
3.2
Saran
Dari ke empat vektor di atas perlu adanya penanggulangan
yang serius bagi vektor-vektor tersebut, terlebih pada masyarakat pesisir yang
merupakan salah satu tempat bertumbuhnya berbagai vektor penyakit. untuk itu,
perluh adanya tindak lanjut dari setiap pemerintah bahkan dinas kesehatan untuk
melihat masalah-masalah lingkungan yang ada di daerah pesisir agar tidak
meluasnya berbagai vektor-vektor yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar