Rabu, 23 November 2016

VEKTOR AEDES

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan latin -ent omon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunan rupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen,hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkanoleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan bagi kehidupan manusia. Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan.
Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan masalah bagimanusia.Selain gigitan dan dengungannya yang mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikanbagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya(Farida, 2008).Menurut Arixs (2008),berbagai penyakit disebar oleh tidakkurang dari 2.500 spesies nyamuk. Ada yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.) dan malaria (anopheles).






1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah  Vektor Aedes?
Bagaimana Vektor Anopheles?
Bagaimana Vektor Cules ?
Bagaimana Lalat di Pesisir di pesisir?

1.3 Tujuan
Menjelaskan Bagaimanakah  Vektor Aedes
Mengetahui Vektor Anopheles
Menjelaskn Vektor Culex
Mengetahui Lalat di Pesisir di pesisir






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Vektor Aides
Aedes sering disebut juga nyamuk kebun, karena banyak ditemukan di kebun atau halaman rumah yangdi tumbuhi berbagai jenis tanaman. Di Indonesia telah ditemukan 125 spesies (jenis) Aedes. Dua di antaranya, Aedes aegypti dan Aedes albopictus, berperan sebagai penular penyakit demam berdarah.
Oleh karena itu, di Indonesia Aedes aegypti disebut nyamuk demam berdarah. Sejak tahun 1900, di Amerika dan Afrika, Aedes aegypti sudah dikenal sebagai penular penyakit demam kuning dan nyamuk ini dikenal sebagai nyamuk demam kuning.
2.1.1 Ciri-ciri Aedes
Aedes adalah nyamuk kecil, berwarna hitam dengan bintik-bintik atau belang-belang putih pada bagian-bagian badannya, terutama pada kakinya. Nyamuk ini mengalami metamorfosis sempurna. Artinya, dalam lingkaran hidupnya, nyamuk ini harus melalui tingkatan telur, jentik (larva), kepompong (pupa), dan dewasa. Telur Aedes berwarna hitam, berukuran 0,66 milimeter, berbentuk seperti torpedo. Jika telur ini dilihat di bawah mikroskop, akan tampak gambaran seperti sarang lebah pada dinding luarnya. Jentik Aedes juga berwarna hitam, bergerak aktif di dalam air. Pada waktu mengambil udara di permukaan air, badannya tegak lurus dengan permukaan air. Kepompongnya mempunyai tabung pernafasan yang ber¬bentuk segitiga. Pada saat menjadi kepompong ini, ia tidak memerlukan makanan. Ia hanya memerlukan oksigen untuk hidup.
Nyamuk betina Aedes aktif mengisap darah rnanusia atau binatang sepanjang siang hari, terutama pada jam 8.00 – 12.00 dan jam 15.00 – 17.00. Pada malam hari, nyamuk Aedes tidak aktif lagi mengisap darah. Di alam bebas, nyamuk ini hanya hidup selama 10 hari. Jarak terbangnya pendek saja, yaitu sekitar 30 meter.
Nyamuk Aedes berkembang biak di tempat-tempat penampungan air jernih seperti tempayan, termasuk genangan air hujan di kaleng bekas, di pecahan gelas, drum, minuman burung peliharaan, bak mandi, dll.
2.1.2 Siklus Hidup Vektor Aides di Pesisir
Siklus hidupnya melalui metamorfosis lengkap mulai dari telur, larva, pupa, dan tahap dewasa. Rentang hidup nyamuk dewasa dapat berkisar dari dua minggu sampai satu bulan tergantung pada kondisi lingkungan. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah minggu sampai tiga minggu.
1.      Telur
Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur tergantung pada banyaknya darah yang diisap. Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng, ban, pendingin air , dan lain sebagainya. Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara terpisah, tidak seperti kebanyakan spesies nyamuk lainnya. Yang dimaksud terpisah di sini, tidak semua telur diletakkan sekaligus, tetapi dapat tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya bisa berjam-jam atau berhari-hari.Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk lonjong memanjang. Ketika pertama kali  diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit berubah jadi hitam mengilap. Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari, sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.
Yang harus Anda perhatikan adalah: Telur yang sudah diletakkan, bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai setahun. Begitu terkena air, telur akan segera menetas. Hal ini membuat kontrol nyamuk virus dengue sangat sulit.
2.      Larva
Setelah menetas dari telur, larva memakan partikel organik di dalam air, seperti alga dan organisme mikroskopis lainnya. Sebagian tahap larva dihabiskan di permukaan air, meskipun mereka akan berenang ke bagian bawah wadah jika terganggu atau ketika makan. Perkembangan larva tergantung suhu.Larva melewati empat fase hidup yang disebut instar. Tiga fase pertama berlangsung singkat, fase ke-empat memakan waktu sampai tiga hari. Panjang larva instar keempat adalah sekitar delapan milimeter.Larva jantan berkembang lebih cepat daripada betina, sehingga lebih cepat berubah menjadi menjadi kepompong.
Ini juga wajib menjadi perhatikan: Jika suhu dingin, larva Aedes aegypti dapat bertahan selama berbulan-bulan selama pasokan air memadai. Pastikan tidak ada pasokan air untuk perkembangan larva di sekitar Anda.
3.      Pupa
Setelah instar keempat, larva memasuki tahap pupa. Pupa dapat berpindah-pindah tempat dan menanggapi rangsangan. Pupa tidak perlu makan dan memakan waktu sekitar dua hari untuk berkembang menjadi nyamuk.
Nyamuk dewasa muncul dengan cara menelan udara untuk memperluas ukuran perutnya, sehingga kepompong terbuka dan muncullah kepala nyamuk sebelum terbang ke udara.
2.2 Vektor Anopheles
Anopheles adalah sebuah genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor (pembawa agen infeksi) untuk empat jenis parasit plasmodium, yang semuanya menyebabkan malaria pada manusia: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.
2.2.1 Ciri-ciri Vektor Anopheles
Telur Anopheles sp berbentuk seperti perahu yang bagianbawahnyakonveks dan bagian atasnya konkaf dan diletakkan satu per satu di atas permukaan air serta memiliki sepasang pelampung yang terletak di bagian lateral. Di tempat perindukan, larva Anopheles mengapung sejajar dengan permukaan air dengan bagian badan yang khas yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, batu palma pada bagian lateral abdomen, dan “tergal plate” pada bagian tengah setelah dorsal abdomen. Pada stadium pupa terdapat tabung pernafasan yang disebut respiratory trumpetyang berbentuk lebar dan pendek yang berfungsi untuk mengambil O2 dari udara.
Stadium dewasa Anophelini jantan dan betina memiliki palpi yang hampir sama dengan panjang probosisnya, hanya pada nyamuk jantan palpi pada bagian apikal berbentuk gada yang disebut club form sedangkan pada nyamuk betina ruas itu mengecil. Bagian posterior abdomen agak sedikit lancip. Kosta dan vena 1 atau sayap pada bagian pinggir ditumbuhi sisik-sisik yang berkelompok sehingga membentuk belang-belang hitam putih
2.2.2 Siklus Hidup Vektor Anopheles
Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur, larva, kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari. Tahapan ini dibagi ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air (aquatik) dan di daratan (terrestrial).Nyamuk dewasa muncul dari lingkungan aquatikke lingkungan terresterial setelah menyelesaikan daur hidupnya.           
Oleh sebab itu, keberadaan air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup nyamuk, terutama masa larva dan pupa. Nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur satu persatudi dalam air atau bergerombol tetapi saling lepas. Telur Anopheles mempunyai alat pengapung dan untuk menjadi larva dibutuhkan waktu selama 2 sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada iklim-iklim lebih dingin. Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien, ada tidaknya binatang predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari bergantung pada suhu. Kepompong (pupa) merupakan stadium terakhir di lingkungan aquatikdan tidak memerlukan makanan.Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alat-alat tubuh nyamuk seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa pada nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa nyamuk betina, karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal daripada nyamuk betina yang berasal dari satu kelompok telur. Stadium pupa ini memakan waktu lebih kurang 2 sampai dengan 4 hari .
2.3 Vektor Culex
Culex adalah dari nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit yang penting seperti West Nile Virus,Filariasis,Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Klasifikasi Culex adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia, Phylum : Arthropoda, Class : Insecta, Ordo : Diptera, Family : Culicidae, Genus : Culex
2.3.1 Ciri-ciri Vektor Culex Culex
Metamorfosis sempurna (holometabola) nyamuk Culex, adalah sebagai berikut
a.       Telur
Nyamuk Culex meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombol dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya dapat bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar 2 hari.
b.      Larva
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air. Nyamuk Culexmempunyai 4 tingkatan atau instar sesuai denganpertumbuhan larva tersebut, yaitu :
1. Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1 –2 mm atau 1 –2 hari setelah
     menetas. Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan
    pada siphon belum jelas.
2. Larva instar II, berukuran 2,5 –3,5 mm atau 2 –3 hari setelah telur         menetas. Duri-duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.

3. Larva instar III, berukuran 4 –5 mm atau 3 –4 hari setelah telur menetas.
Duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna  coklat kehitaman.
4.      Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5 –6 mm atau 4 –6 hari setelah telur menetas, dengan warna kepala.
c.        Pupa (kepompong)
Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya besar. Pupa membutuhkan waktu 25 hari. Pupa tidak makan apapun. Sebagian kecil tubuh pupa kontakdengan permukaan air, berbentuk terompet panjang dan ramping, setelah 1 –2 hari akan menjadi nyamuk Culex
d.      Nyamuk Dewasa
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-belang putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih berbentuk kurva
2.3.2 Siklus Hidup Vektor Culex
1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.


4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
2.4 Vektor Lalat
Lalat adalah salah satu insektaordo diptera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Saatini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai 100.000 specieslalat. Namun tidak semua species ini perlu diawasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari segi kesehatan (Depkes RI, 1991).
2.4.1 Ciri-ciri Vektor Lalat
Lalat domestica mempunyai ciri-ciri antara lain tubuhberwarna kelabu hitam,  ukuran 6-7 mm, pada punggung terdapat empat garis longitudional berwarna hitam. Permukaan scutellum biasanya tanpa rambut-rambut lurus, umumnya mempunyai lebih dari satu rambut sternopleural, dapat ditemukan disemua tempat, berperan penting sebagai hama, ada yang bertindak sebagai vektor penyakit.
Lalat kandang (stomoxys calcitrans) sangat mirip dengan lalat rumah. Lalat ini berkembangbiak dalam tumpukan-tumpukan jerami yang membusuk. Lalat hijau berukuran dengan ukuran lalat rumah atau sedikit lebih besar, dan banyak yang berwarna biru atau hijau metalik dan mempunyai arista sungut plumose pada ujung-ujungnya
Lalat daging (Sarcophaga) sangat mirip dengan beberapa lalat hijau tetapi umumnya kelihatan dengan garis-garis toraks yang kelabudan mempunyai arista telanjang atau hanya separuh dasar yangplumosa. Lalat hijau biasanya mempunyai  dua rambut-rambut bulunotopleura dan lalat daging biasanya mempunyai empat rambut-rambut bulu notopleura


2.4.2 Siklus Hidup Vektor Lalat
Tahapan-tahapan metamorfosis yang terjadi pada lalat yaitu:

1. Telur

Setelah perkawinan, lalat betina akan meletakkan telur-telur ditempat- tempat yang sesuai tergantung pada jenisnya. Telur- telur ini tersusun seperti tumpukan yang dpat disusun dari 150 telur. Setlah memperoleh tempat yang sesuai, seperti tempat yang kotor, bangkai, benda-benda yang permukaanya gelap, induk betina mampu memproduksi lima sampai enam tumpukan telur dalam beberapa hari. Pada lalat buah, induk betina meletakkan telur- telurnya di dalam buah yang sedang berkembang, sedang lalat rumahbiasa meletakkan telur-telurnya di tempat- tempat yang kotor seperti bangkai atau tumpukkan sampah.

2. Larva

Telur - telur akan menetas dalam beberapa hari menjadi larva yang disebut dengan maggot atau belatung. Bentuk belatung hampir sama dengan ulat pada kupu- kupu, tidak berkaki dan berwarna putih. Larva lalat rumah merupakan pemakan daging dan senyawa organik lainya, sedang larva lalat buah pemakan buah (herbivora). Sehingga tak ada perbedaan makanan antara larva dengan hewan dewasanya, tidak seperti pada serangga lain yang mengalami transisi jenis makanan. Larva memiliki mulut yang dilengkapi dengan gigi-gigi halus. Seperti pada larva serangga lainnya, lambat laut ukuran tubuh larva makin membesar, sehingga rangka luar tubuhnya tidak akan muatlagi. Maka dengan itu, seiring bertambahnya ukuran tubuh, larva akan mengalami molting atau pergantian kulit dengan rangka luar yang lebih besar. Larva lalat mengalami pergantian kulit sampai 2 atau tiga atau lebih tergantung pada jenisnya. Pertumbuhan larva sangat cepat, dalam waktu kurang dari dua hari, ukuran tubuhnya dapat bertambah dua kali lipat dibanding ukuran awal, pada saat inilah mereka akan mengganti kulitnya (molting).

 3. Pupa

Setelah berganti kulit sampai beberapa kali, selanjutnya larva akan menjadi pupa. Larva- larva berigrasi mencari tempat yang gelap untuk berubah menjadi pupa.  Pupa lalat memiliki struktur yang mirip dengan pupa kupu- kupu. Pupa dilindungi oleh eksoskleton yang mengeras, berwarna kecoklatan, yang disebut dengan kokon. Pupa tidak aktif melakukan aktivitas (makan), namun di dalam tubuhnya terjadi proses metabolisme yang sangat aktif dalam pembentukan bentuk lalat yang memerlukan energi amat banyak. Pada hari ke-3 sampai hari ke-6 terjadi pembentukan kaki dan juga sayap.  Selanjutnya pupa akan menetas dan berubah menjadi lalat yang memiliki bentuk yang sangat berbeda ketika saat menjadi larva.

 4. Lalat Dewasa

Setelah keluar dari fase pupa,  lalat aktif terbang mencari maknan.  Setelah dua sampai tiga hari lalat betina siap melakukan reproduksi. Lalat memiliki maa hidup yang pendek, oleh karena itu lalat sering dijadikan objek penelitian. Masa hidup hidup lalat rta- rata ialah 21 hari. Lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 900 selama hidupnya. Pada fase ini, lalat akan kembali meletakkan telur- telurnya yang akan menghasilkan individu- individu baru.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aedes sering disebut juga nyamuk kebun, karena banyak ditemukan di kebun atau halaman rumah yangdi tumbuhi berbagai jenis tanaman. Di Indonesia telah ditemukan 125 spesies (jenis) Aedes. Dua di antaranya, Aedes aegypti dan Aedes albopictus, berperan sebagai penular penyakit demam berdarah.
Anopheles adalah sebuah genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor (pembawa agen infeksi) untuk empat jenis parasit plasmodium, yang semuanya menyebabkan malaria pada manusia: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.
Culex adalah dari nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis. Klasifikasi Culex adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia, Phylum : Arthropoda, Class : Insecta, Ordo : Diptera, Family : Culicidae, Genus : Culex
Lalat adalah salah satu insektaordo diptera yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Saatini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000 sampai 100.000 specieslalat. Namun tidak semua species ini perlu diawasi, karena beberapa diantaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari segi kesehatan (Depkes RI, 1991).
3.2 Saran
Dari ke empat vektor di atas perlu adanya penanggulangan yang serius bagi vektor-vektor tersebut, terlebih pada masyarakat pesisir yang merupakan salah satu tempat bertumbuhnya berbagai vektor penyakit. untuk itu, perluh adanya tindak lanjut dari setiap pemerintah bahkan dinas kesehatan untuk melihat masalah-masalah lingkungan yang ada di daerah pesisir agar tidak meluasnya berbagai vektor-vektor yang ada.



DAFTAR PUSTAKA












Tidak ada komentar:

Posting Komentar