BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Lingkungan yang
tidak baik sangat berpengaruh buruk bagi kelangsungan hidup manusia, dengan
lingkungan yang buruk maka tanpa disadari berbagai penyakit ada di depan
manusia itu sendiri entah itu di karnakan bakteri atau kerana adanya vector
pembawa penyakit yang terkadang banyak masyarakat tidak mengetahui akan adanya
hal yang demikian, yang membuat sistem kekebalan tubuh manusia menjadi menurun
atau rendah.
Penularan penyakit pada manusia
melalui vektor penyakit berupa serangga yang dikenal sebagai arthropod-borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vektor-borne diseases
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis
dan menimbulkan bahaya kematian. Di Indonesia, penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu
antara lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah.
Salah satu adalah Penyakit malaria merupakan penyakit
tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodiumyang termasuk golongan
protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit
malaria berhubungan dengan perubahan iklim baik musim kemarau maupun penghujan.
Pergantian musim berdampak langsung maupun tidak langsungterhadap kehidupan
vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang menyangkut temperatur, kelembaban,
curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin, mempunyai dampak langsung pada
reproduksi vektor, perkembangannya, lama hidup dan perkembangan parasit dalam
tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan
pola tanam pertanian yang dapat memengaruhi kepadatan populasi vektor (Depkes,
2001).
Penyakit
malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena setiap tahun
500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal
dunia. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia, Amerika Latin,
Timur Tengah dan beberapa negara Eropa. Diduga sekitar 36% penduduk dunia
terkena risiko malaria (Depkes, 2008).
Keberadaan vektor dan
binatang penggangu khususnya Anopheles
harus ditanggulangi, meskipun tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya.
Kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya ke satu
tingkat tertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia.
Harapan tersebut dapat dicapai dengan adanya suatu manajemen pengendalian,
dengan arti kegiatan-kegiatan atau proses pelaksanaan yang bertujuan untuk
menurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan.
1.2 Rumusan
Masalah
Apakah Pengertian Malaria itu?
Apa dan Bgaiamana
Jenis-jenis Penyakit Malaria?
Bagaimana cara Pencegahan
Penyakit Malaria?
1.3 Tujuan
Menjelaskan apa Malaria
itu
Menjelaskan apa dan
Bgaiamana Jenis-jenis Penyakit Malaria itu sendiri
Mengetahui Bagaimana cara
Pencegahan Penyakit Malaria
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa
Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak
terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam
pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2008).
Soemirat (2009) mengatakan malaria
yang disebabkan oleh protozoa terdiri dari empat jenis species yaitu plasmodium
vivax menyebabkan malaria tertiana, plasmodium
malariae menyebabkan malaria quartana, plasmodium falciparum menyebabkan
malaria tropika dan plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Malaria adalah penyakit dengan
gejala demam, yang terjadi tujuh hari sampai dua minggu sesudah gigitan nyamuk
yang infektif. Adapun gejala-gejala awal adalah demam, sakit kepala, menggigil
dan muntah-muntah (Soedarto, 2011). Menurut Harijanto, dkk (2010) gejala klasik
malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria) yaitu:
1. Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin, dan
kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat
menggigil seluruh tubuh sering bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat
sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan peningkatan temperatur.
2. Periode panas
Penderita berwajah merah, kulit
panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C
atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan
syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih
diikuti dengan keadaan berkeringat.
3. Periode berkeringat
Mulai
dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, lelah,
dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melaksanakan pekerjaan seperti biasa.Menurut Anies (2006) malaria komplikasi
gejalanya samaseperti gejala malaria ringan, akan tetapi disertai dengan salah
satu gejala dibawah ini:
a.
Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit). -Kejang.
b. Panas tinggi disertai diikuti
gangguan kesadaran.
c. Mata kuning dan tubuh kuning.
d. Pendarahan dihidung, gusi atau
saluran pencernaan.
e. Jumlah kencing kurang (oliguri).
f. Warna air kencing (urine) seperti
air teh.
g. Kelemahan umum.
h. Nafas pendek.
2.1.1
Penularan Malaria
Penyakit
malaria ditularkan melalui dua cara, yaitu alamiah dan non alamiah. Penularan
secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles yang mengandung parasit
malaria, sedangkan non alamiah penularan yang tidak melalui gigitan nyamuk
Anopheles.
1.
Penularan
secara alamiah (natural infection)
Menurut Bruce-Chwatt (Maulana, 2004)
penularan secara alamiah yaitu infeksi terjadi melalui paparan gigitan nyamuk
Anopheles betina yang infektif. Sumber infeksi malaria pada manusia selalu
sangat dekat dengan seseorang, apakah sebagai penderita malaria atau karier.
2. Penularan bukan alamiah
a. Malaria bawaan (konginetal)
malaria pada bayi yang baru lahir
disebabkan ibunya menderita malaria. Penularan ini diakibatkan adanya kelainan
pada sawar plasenta (selaput yang menghalangi plasenta), sehingga tidak ada
penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan
juga bisa melalui tali pusat.
b. Penularan secara mekanik
terjadi melalui transfusi darah atau jarum
suntik. Infeksi malaria melalui tranfusi darah menghasilkan siklus eritrositer
karena tidak malalui sporozoit (siklus hati) sehingga dapat dengan mudah
diobati.
2.1.2
Proses Terjadinya Penyakit Malaria
Proses
penyakit malaria dimulai pada saat nyamuk pembawa parasit malaria menggigit
manusia sehat. Setelah itu, parasit mengalami perubahan bentuk dan masuk ke
dalam saluran darah hingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit ini berkembang
biak dengan cara melakukan pembelahan sel sehingga jumlah parasit dalam tubuh
manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit tersebut selanjutnya
akan tersebar dalam darah dan di luar darah.Dalam tubuh manusia, parasit
mengalami berbagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin dan seterusnya
berubah lagi menjadi bentuk yang siap dihisap oleh nyamuk. Bentuk ini yang akan
ditularkan ke manusia lain melalui perantaraan nyamuk. Di dalam tubuh nyamuk,
parasit mengalami perkembangan dan menghasilkan bentuk parasit yang siap
ditularkan ke tubuh manusia.
Apabila nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak
menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya, penularan penyakit malaria tidak
akan terjadi dan tingkat infeksi parasit tersebut akan menurun.
Penyebaran penyakit malaria selain dilakukan dengan
perantaraan nyamuk malaria, dapat pula dilakukan melalui transfusi darahatau
suntikan. Apabila darah yang didonorkan kepada seseorang telah tercemar oleh
parasit malaria, maka resipien darah tersebut telah tertular panyakit malaria. Selain
itu, ibu hamil yang menderita malaria juga dapat menularkan penyakit malaria
pada bayinya melalui plasenta (secara kongenital).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Diharapkan
pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan penanggulangan terhadap
penyakit ini. Seperti Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi malaria
yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan Melakukan
kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan
spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar