Rabu, 23 November 2016

MALARIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Lingkungan yang tidak baik sangat berpengaruh buruk bagi kelangsungan hidup manusia, dengan lingkungan yang buruk maka tanpa disadari berbagai penyakit ada di depan manusia itu sendiri entah itu di karnakan bakteri atau kerana adanya vector pembawa penyakit yang terkadang banyak masyarakat tidak mengetahui akan adanya hal yang demikian, yang membuat sistem kekebalan tubuh manusia menjadi menurun atau rendah.
            Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga yang dikenal sebagai arthropod-borne diseases atau sering juga disebut sebagai vektor-borne diseases merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya kematian. Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu antara lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah.
            Salah satu adalah Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit genus plasmodiumyang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit malaria berhubungan dengan perubahan iklim baik musim kemarau maupun penghujan. Pergantian musim berdampak langsung maupun tidak langsungterhadap kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang menyangkut temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin, mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya, lama hidup dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat memengaruhi kepadatan populasi vektor (Depkes, 2001).
            Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena setiap tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa. Diduga sekitar 36% penduduk dunia terkena risiko malaria (Depkes, 2008).
Keberadaan vektor dan binatang penggangu khususnya Anopheles harus ditanggulangi, meskipun tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya. Kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya ke satu tingkat tertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Harapan tersebut dapat dicapai dengan adanya suatu manajemen pengendalian, dengan arti kegiatan-kegiatan atau proses pelaksanaan yang bertujuan untuk menurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan.

1.2  Rumusan Masalah
Apakah  Pengertian Malaria itu?
Apa dan Bgaiamana Jenis-jenis Penyakit Malaria?
Bagaimana cara Pencegahan Penyakit Malaria?
1.3  Tujuan
Menjelaskan apa Malaria itu
Menjelaskan apa dan Bgaiamana Jenis-jenis Penyakit Malaria itu sendiri
Mengetahui Bagaimana cara Pencegahan Penyakit Malaria













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Prabowo, 2008).
Soemirat (2009) mengatakan malaria yang disebabkan oleh protozoa terdiri dari empat jenis species yaitu plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana,  plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana, plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika dan plasmodium ovale menyebabkan  malaria ovale.
Malaria adalah penyakit dengan gejala demam, yang terjadi tujuh hari sampai dua minggu sesudah gigitan nyamuk yang infektif. Adapun gejala-gejala awal adalah demam, sakit kepala, menggigil dan muntah-muntah (Soedarto, 2011). Menurut Harijanto, dkk (2010) gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria) yaitu:
1.      Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan saat menggigil seluruh tubuh sering bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan peningkatan temperatur.


2.      Periode panas
Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.
3.      Periode berkeringat
Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa.Menurut Anies (2006) malaria komplikasi gejalanya samaseperti gejala malaria ringan, akan tetapi disertai dengan salah satu gejala dibawah ini:
a.  Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).  -Kejang.
b. Panas tinggi disertai diikuti gangguan kesadaran.
c. Mata kuning dan tubuh kuning.
d. Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan.
e. Jumlah kencing kurang (oliguri).
f. Warna air kencing (urine) seperti air teh.
g. Kelemahan umum.
h. Nafas pendek.

2.1.1 Penularan Malaria
Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara, yaitu alamiah dan non alamiah. Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria, sedangkan non alamiah penularan yang tidak melalui gigitan nyamuk Anopheles.
1.   Penularan secara alamiah (natural infection)
Menurut Bruce-Chwatt (Maulana, 2004) penularan secara alamiah yaitu infeksi terjadi melalui paparan gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Sumber infeksi malaria pada manusia selalu sangat dekat dengan seseorang, apakah sebagai penderita malaria atau karier.


2. Penularan bukan alamiah
a. Malaria bawaan (konginetal)
malaria pada bayi yang baru lahir disebabkan ibunya menderita malaria. Penularan ini diakibatkan adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang menghalangi plasenta), sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan juga bisa melalui tali pusat.
b. Penularan secara mekanik
 terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik. Infeksi malaria melalui tranfusi darah menghasilkan siklus eritrositer karena tidak malalui sporozoit (siklus hati) sehingga dapat dengan mudah diobati.

2.1.2 Proses Terjadinya Penyakit Malaria
Proses penyakit malaria dimulai pada saat nyamuk pembawa parasit malaria menggigit manusia sehat. Setelah itu, parasit mengalami perubahan bentuk dan masuk ke dalam saluran darah hingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit ini berkembang biak dengan cara melakukan pembelahan sel sehingga jumlah parasit dalam tubuh manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit tersebut selanjutnya akan tersebar dalam darah dan di luar darah.Dalam tubuh manusia, parasit mengalami berbagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin dan seterusnya berubah lagi menjadi bentuk yang siap dihisap oleh nyamuk. Bentuk ini yang akan ditularkan ke manusia lain melalui perantaraan nyamuk. Di dalam tubuh nyamuk, parasit mengalami perkembangan dan menghasilkan bentuk parasit yang siap ditularkan ke tubuh manusia.
Apabila nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya, penularan penyakit malaria tidak akan terjadi dan tingkat infeksi parasit tersebut akan menurun.
Penyebaran penyakit malaria selain dilakukan dengan perantaraan nyamuk malaria, dapat pula dilakukan melalui transfusi darahatau suntikan. Apabila darah yang didonorkan kepada seseorang telah tercemar oleh parasit malaria, maka resipien darah tersebut telah tertular panyakit malaria. Selain itu, ibu hamil yang menderita malaria juga dapat menularkan penyakit malaria pada bayinya melalui plasenta (secara kongenital).






BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
3.2   SARAN
Diharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan penanggulangan terhadap penyakit ini. Seperti Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan Melakukan kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar