Rabu, 23 November 2016

Video Penyuluhan Tentang Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

Nama : Christi N.Lumi
NIM : 14111101091
Kelas : Kesling S-05

Penyuluhan Tentang Bahaya Rokok Bagi Kesehatan






Merokok merupakan salah satu yang banyak di jumpai pada kaum laki-laki dan kebanyakan pula mereka telah menjadikan hal tesebuat menjadi kebiasaan bagi kehidupan mereka bahkan tak jarang ada juga kaum perempuan yang mengonsumsi rokok hal yang membuat sampai seseorang merokok mempunya banyak faktor salah satu lingkungan sekitar yang sangat berpengaru besar hingga seseorang mudah terpengaruh untuk menggunakan rokok. Untuk itu kiraya video ini boleh berguna bagi yang melihat. karena kesehatan lebih mahal dari segalanya jadi mari tetap jaga pola hidup kita agar penyakit tidak berantrian bagi kehidupan kita.

artikel 10




Mengenal Hipertensi
Oleh : Mulyono Rafianto (di rangkum dari berbagai m
acam sumber)

Hipertensi yang saat ini merupakan penyakit yang um
um terjadi di masyarakat kita, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai gejala khusus. Padahal apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardivaskular seperti stroke, jantung, atau gagal ginjal.
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg unutk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah kedalam pebuluh nadi (saat jantung berkontraksi). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang atau relaksasi. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai tekanan darah tinggi.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah arteri sistemik ang terjadi secara terus menerus. Meskipun konsep ini jelas, tekanan darah yang menyebabkan hipertensi ditentukan secara acak berdasarkan tekanan yang yang berkaitan dengan resiko statistik berkembangnya penyakit yang terkait hipertensi.Tekanan darah seseorang dapat diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali pengukuran sebagai berikut:Seseorang dianggap normal, jika tekanan darah sistoliknya 120 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 80 mmHg. Dianggap prehipertensi jika tekanan darah sistolik seseorang 120-139 mmHg atau tekanan darah diastoliknya 80-89 mmHg. Hipertensi tahap I, jika tekanan darah sistolik seseorang 140-159 atau tekanan darah diastoliknya 90-99. Hipertensi tahap II, jika tekanan darah sistolik seseorang 160 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 100.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi: Hipertensi primer atau esensial. Penyebab hipertensi ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Tapi biasanya disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan(bukan faktor tunggal/khusus). Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi.Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain sepeti kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10% dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder.Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor yang tidak dapat dihindari. Faktor-faktor yang tidak dapat dihindari antara lain faktor genetika, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dihindari meliputi stress, obesitas, dan nutrisi

http://diskes.sumutprov.go.id/editor/gambar/file/artikel-kesehatan%281%29.pdf

artikel 9



Low Back Pain
Oleh : Mulyono Rafianto (di rangkum dari berbagai m
acam sumber)

Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. Keluhan ini dapat demikian hebatnya hingga penderitanya mengalami kesulitan dalam setiap pergerakan sampai harus istirahat dan dirawat di rumah sakit. Keluhan low back pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan di negara kita sendiri diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Mengingat bahwa low back pain ini sebenarnya hanyalah suatu simptom/gejala, maka yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan yang tepat. Pada dasarnya, timbulnya rasa sakit tersebut karena terjadinya tekanan pada susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan pada sarafnya sendiri, kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat lain, misalnya infeksi atau batu ginjal dan lain-lain. Spasme otot (ketegangan otot) merupakan penyebab yang terbanyak dari LBP. Spasme  ini dapat terjadi karena gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan melampaui kekuatan otot-otot tersebut. Selain itu, pengapuran tulang belakang di sekitar pinggang yang mengakibatkan jepitan pada saraf juga dapat mengakibatkan nyeri pinggang yang hebat. HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu terdorongnya nucleus pulposus suatu zat yang berada diantara ruas-ruas tulang belakang, ke arah belakang baik lurus maupun kearah kanan atau kiri akan menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya juga dapat mengakibatkan rasa sakit pada bagian pinggang yang sangat hebat. Hal ini terjadi karena trauma/kecelakaan dan rasa sakit tersebut dapat menjalar ke kaki kanan maupun kiri (iskhialgia). Adapun sebab lain yang perlu diperhatikan adalah: tumor, infeksi, batu ginjal, dan lain-lain, juga dapat mengakibatkan tekanan pada serabut saraf. Penanganan yang terbaik adalah dengan menghilangkan penyebabnya (kausal), walaupun
bagi yang mengalaminya, yang terpenting adalah meng hilangkan rasa sakitnya (simptomatis).
Untuk mencari penyebab yang tepat, selain dengan pemeriksaan foto rontgen poros tulang belakang, kadang diperlukan pemeriksaan khusus misalnya Scanning, MRI, dan lain-lain.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Agar tidak terkena LBP, sebaiknya olahraga yang teratur dengan intensitas yang cukup dan memilih gerakan yang tepat. Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, asam urat, dan lainnya, agar memperlambat terjadinya pengapuran tulang belakang. Usahakan jangan sampai terjadi kelebihan berat badan. Hidup dalam lingkungan yang sehat dengan udara yang bersih dan menghindari
polusi yang berlebihan serta hidup yang teratur tanpa stres

artikel 8



TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT AKHIR STIKES “X” YOGYAKARTA TAHUN 201
Dian Yuliana
Latar Belakang: Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang dimiliki oleh mahasiswa STIKES seharusnya dapat menjadi dasar dalam semua tindakan yang dilakukannya. Adanya perilaku seks bebas yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa STIKES “X” menyimpang dari latar belakang pengetahuan yang dimiliki yang didapatkan dari materi kuliah, dan dengan bekal pengetahuan tersebut seharusnya bisa lebih menjaga dari penyimpangan perilaku seks bebas.
Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada mahasiswa kebidanan tingkat akhir STIKES “X” Yogyakarta.
Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa kebidanan tingkat akhir STIKES “X” Yogyakarta. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistik menggunakan rumus frekuensi.
Hasil: Menunjukkan semua (100%) mahasiswa kebidanan tingkat akhir STIKES “X” Yogyakarta mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dalam hal kesehatan reproduksi.

artikel 7



HUBUNGAN PENURUNAN PRODUKTIFITAS KERJA PADA USIA LANJUT DENGAN TINGKAT KECEMASAN USIA LANJUT DI RT 01 DAN RT 02 DUSUN KEPEK DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA 2008
Oleh : Agus Widyawati
ABSTRAKSI
Latar belakang: Dusun Kepek RT 01 dan RT 02 jumlah usia lanjutnya 37,18% dari 247 orang dibandingkan RT yang lain, 47% dari jumlah usia lanjut masih bekerja dan 66% temasuk golongan keluarga miskin. Dari pernyataan 10 usia lanjut yang peneliti temui ada 8 orang  atau 80% yang menyatakan mudah menangis, tidak bisa tidur, berdebar-debar, merasa takut dan khawatir dengan kondisi yang menurun, tidak mampu bekerja optimal.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara penurunan produktivitas kerja usia lanjut dengan tingkat kecemasan usia lanjut di Dusun Kepek RT 01 dan RT 02 Timbulharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan cross sectional yang bersifat korelasional. Penelitian dilakukan pada bulan Juni di Dusun Kepek RT 01 dan RT 02 Timbulharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta. Pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah responden 60 orang. Pengambilan data menggunkan kuesioner dan T-Mass. Analisa data bivariat, dengan uji hipotesis Kendal tau.
Hasil dan Pembahasan: Hasil uji hipotesisi korelasi Kendall tau ()menunjukan adanya hubungan antara penurunan produktivitas kerja usia lanjut dengan tingkat kecemasan usia lanjut. Dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,520 dengan taraf signifikasi (p) 0,000.
Kesimpulan: Semakin menurunan produktivitas kerja akan mengakibatkan kecemasan, kecemasan maupun penurunan produktivitas kerja setiap orang berbeda-beda berdasarkan faktor personal.
https://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/10/hubungan-penurunan-produktifitas-kerja-pada-usia-lanjut-dengan-tingkat-kecemasan-usia-lanjut-di-rt-01-dan-rt-02-dusun-kepek-desa-timbulharjo-kecamatan-sewon-kabupaten-bantul-yogyakarta-2008-2/